Minggu, 03 Juli 2016

Ke Timur (Lagi)...Ternate - Tidore (Part 2)



Ternate- Tidore Day 2
Setelah selesai makan sahur semalam,  jam 04.45 aku masih sempat jalan-jalan mengunjungi Port Oranje yang tepat berada di belakang hotel Muara, lalu menyusuri pertokoan di Pasar Gamalama hingga melewati terminal kota Ternate. Aktifitas perdagangan sudah mulai terlihat terutama saat mendekati pasar Hygienis, Sambil berjalan kea rah pantai akhirnya aku sampai di Taman Nukila, sayang kurang penerangan, sehingga tidak banyak yang aku bisa lihat. Kembali ke hotel dengan menyusuri jalan…. waktu sudah menunjukkan pukul 06.00, masih sempat untuk mandi dan sholat shubuh.
 

Kegiatan selanjutnya adalah mempelajari kembali materi yang akan aku sampaikan di pelatihan nanti jam 08.00. Sampai jam 08.30, baru separuh  peserta yang datang dari total 190an peserta, hmm inilah tipikal orang Indonesia, Akhirnya tepat pukul 09.00 Ibu Flora dari Kemenpar memulai acara walaupun masih ada beberapa bangku yang kosong, but show must go on.. Perkenalan dan Ice Breaking sudah selesai, materipun tersampaikan dengan lancar…alhamdulillah pesertapun banyak yang antusias,…
 
 
 
 

Jam 11.00 materiku selesai, pelatihan dilanjutkan oleh pak Daniel (instruktur selam) untuk pengenalan materi penyelaman. Waktuku untuk berpetualang kembali, seperti yang kemarin sudah direncanakan, hari ini aku akan mengunjungi Pulau Tidore. Tak susah menemukan pak Arman tukang ojek yang memang mangkal di depan hotel.
 
 
 
 

Cap cus..kami menuju ke Pelabuhan Bastiong untuk menyebrang ke Pulau Tidore, perahu kayu yang memuat 12 motor segera berangkat, tiap motor  dikenakan biaya Rp 25.000 sudah termasuk penumpangnya.. Walaupun air laut jernih namun karena dalamnya laut, airnya berwarna biru gelap. Gunung Tidore dan Pulau   Manterai,  semakin terlihat dengan jelas…
 
 
 
 
 
 
 

Hanya butuh waktu 30 menit kami sudah sampai di Pelabuhan Pulau Tidore, sebenarnya dengan menggunakan speedboat cuma butuh 15-20 menit, dengan biaya Rp 10.000/orang,  tapi tidak bisa membawa motor.  Di pelabuhan Rum Tidore, aku menyaksikan orang lokal memancing ikan tanpa umpan, hanya bermodalkan kail bermata empat, mereka bisa mendapatkan ikan yang lumayan banyak, dan ikan-ikan tersebut terlihat jelas dari atas dermaga…dipintu masuk juga terlihat ibu-ibu stempat yang menjajakan buah-buahan lokal seperti, papaya, mangga dan alpukat. Walaupun hanya dipisahkan waktu 30 menit, terasa benar perbedaan antara Ternate dan Tidore, aktifitas  perekonomian  di pulau ini sangat rendah, tak nampak aktifitas bongkar muat barang di  pelabuhan ini. Pak Arman memutuskan untuk menyusuri jalan pantai kearah kanan, nama jalan ini cukup unik, “Jalan Lain”.
 
 

Sepanjang perjalanan menuju Pusat Pemerintahan Kabupaten Tidore, yang nampak hanyalah rumah-rumah sederhana penduduk sepanjang pantai, namun tidak demikian dengan Masjid,  setiap desa memiliki masjid yang megah dan mewah.  Aspal sepanjang jalan masih mulus dan tidak berlubang. Sebagian besar pantai di pulau ini berbatu dan berpasir hitam, dipingir jalan tak jarang kita menemukan penduduk setempat menjajakan ikan hasil tangkapannya…
 
 

Baru 30 menit kami berjalan, hujan turun rintik-rintik, pak Arman memutuskan untuk tetap berjalan, walaupun semakin lama intensitas hujan semakin deras, akhirnya dia mengalah, kami berteduh di teras rumah warga, sebenarnya kami sudah berada dekat dengan Benteng Tahula yang berada dibukit, tapi warga tidak menyarankan untuk menaikinya dengan kendaraan motor, karena jalanannya licin dan curam. Terpaksa hanya photo dari kejauhan yang bisa aku lakukan… Hujan sudah mulai redah, perjalanan kami lanjutkan untuk melihat masjid kedaton Tidore, tapi lagi-lagi hujan deras menghadang kami, akhirnya tak sempat aku abadikan masjid tersebut, walaupun sudah kami lintasi.
 

Pak Arman sudah kelihatan mengigil kedinginan, bajunya sudah basah kuyup, dia bilang dia harus cari warung kopi untuk menghangatkan tubuhnya…wah sibapak dari kemarin ngak puasa terus (tapi dirumah ia mengaku puasa, he..he..dasar laki-laki) agak sulit mencari warung kopi yang mau melayani di bulan puasa ini, akhirnya tidak jauh dari pasar Sarimalaha, Kota Tidore kami mendapati warung kopi yang juga menjual gorengan, dari logat dan wajah si penjual sepertinya dia bukan orang lokal, dan benar pelayan warung tersebut orang Jawa.
 

Selepas minum segelas kopi dan sebatang rokok, pak Arman terlihat tidak mengigil lagi, perjalanan mengitari pulau Tidore kami lanjutkan, tak ada yang menarik dan berbeda dari desa-desa yang kami lalui sebelumnya, hanya rumah-rumah sederhana dengan latar bukit-bukit hijau yang ditanami pohon Pala, Cengkeh dan Kelapa. Akhirnya jam 16.00 kami sampai kembali ke dermaga Rum Tidore, untuk kembali ke Ternate. Hujan rintik-rintik masih terus berlanjut, sweater yang aku gunakan sudah lembab dan bau, ingin segera mandi dan tidur.
Tiba di Pulau Ternate, hujan sudah reda tapi genangan air masih nampak disana-sini, pakaian pak Arman sudah kering di badan, sebelum sampai ke hotel, aku minta pak Arman mengantarkanku dulu ke toko yang menjual oleh-oleh makanan khas Ternate. Ia menyanggupi dan membawaku ke Jalan Nukila, yang banyak terdapat toko-toko makanan khas Ternate, disalah satu toko aku sempatkan membeli Biskuit, Bagea, Makron Sagu, Makron, Garampati (abon ikan cakalang).
Kembali ke hotel, aku langsung mandi dan beristirahat, karena hujan seharian mukaku tak perih seperti kemarin yang terkena sinar matahari seharian. Mungkin karena hujan, maka tidak ada lagi awan yang menutupi  gunung Gamalama, sehingga ia terlihat jelas dari kamarku…
 
 
 
 
 

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 18.30, sebentar lagi waktu berbuka puasa, tiba-tiba HPku berbunyi ibu Diah dari kemenpar menanyakan dimana posisiku, dan mengajak untu berbuka bersama di daerah pantai Swearing.  Naik ojek dari hotel hanya dalam hitungan menit, aku sudah sampai disalah satu warung makan yang menyajikan makanan khas Ternate… tak lama azan magrib berkumandang. Alhamdulillah, minuman Guraka (Seperti wedang Jahe+serutan Kenari) hangat menjadi minuman pembuka puasa, hidangan lainnya adalah pisang tanduk goreng dan  pisang bebek (seperti kripik pisang) yang disajikan dengan ikan teri dan sambal….perpaduan yang unik. Tiba dengan menu utama, nasi, tumis kangkung dan Ikan rica-rica..yummy.
 
 
 
 
 

Sehabis berbuka dan kembali ke hotel aku langsung tertidur, jam 02.00 aku terbangun, mata sulit untuk dipejamkan lagi… perut bersuara minta diisi, waduh hidangan  sahur dari hotel masih lama, coba aku keluar hotel..sepiii, tapi lalu-lalang motor banyak menuju pantai, siapa tahu disana masih banyak aktifitas orang berjualan makanan… betul dugaanku, ternyata masih ada warung ikang bakar yang masih buka…asik masih bisa menikmati ikan bakar khas Ternate…Tak banyak sisa ikan yang masih dapat aku pilih, tapi karena aku makan sendiri aku pilih sepotong ikan yang cukup untuk makan sendirian. Walaupun sudah jam 02.30 masih banyak orang yang datang untuk membeli ikan bakar, baik yang dimakan ditempat maupun yang dibawa pulang untuk lauk sahur. Kenyang makan ikan bakar Rica-rica, aku kembali ke hotel sambil melewati Port Oranje…yang dekat sekali dengan  hotelku, dari halaman port oranje terlihat hotel Muara..
 
 

Pagi-pagi, Ibu Tika sudah mengingatkanku kalau kami harus check out dari kamar jam 06.30, karena pesawat kami akan berangkat pukul 07.45, Selesai sudah kegiatan pengabdian ke negara yang diselingi dengan explore keindahan Indonesia….semoga akan ada perjalanan ke Timur Indonesia lagi, amin
Masuk Pelabuhan Ternate & Tidore                  2K
Kapal Kayu bawa motor Ternate -Tidore  PP    50K
Bensin keliling Tidore                                     16K
Oleh-oleh (Biskuit 32.5K, Bagea 40K, Makron
Sagu 24K, Makron 24K, Garampati 50K)        169K
Ojek     4jam                                                100K
Ojek ke Hypermart                                           5K
Makron Kenari , Air Mineral, Jus Kacang Hijau  36K
Makan Ikan Bakar                                           30K