Selasa, 25 Desember 2012

Kota- Kota Barat Perancis Part II - Bordeaux "Kota Impian"

Place de Bourge - Bordeaux
Sepanjang perjalanan menuju Bordeaux, dalam bahasa Inggris dan Perancis, Aku dan Sébastian berbagi cerita banyak tentang aktifitas pekerjaan masing-masing, ternyata Sébastian akan pulang ke rumah orang tuannya di kota Perpignan ( arah selatan kota Toulouse) untuk merayakan Natal dan Tahun Baru. Setelah 2 jam perjalanan akhirnya kami tiba di depan La Gare St. Jean-Bordeaux tepat jam 16.00, karena disini pula penumpang lain (pengantiku) akan menjumpai Sébastian, untuk perjalanan Bordeaux-Toulouse.
La Gare St. Jean-Bordeaux
Saat di La Rochelle tadi aku sudah menghubungi Jojo (PPI Bordeaux) untuk memastikan tempat bermalamku disini. Masih ada  2 jam untuk meng « explore » kota Boredeaux sebelum bertemu dengan Jojo jam 18.00.
Place de Bourge
Sesuai arahan Jojo, aku menaiki Tram C, ke arah pusat kota. Sepanjang jalan sudah terlihat keramaian menjelang malam natal di Ibukota Province Aquitaine ini, begitu juga dengan bagunan-bangunan yang  memanjang menghadap kearah sungai La Garonne yang membelah kota Bordeaux. Place de Bourge, menjadi tempat pemberhentianku. Place de Bourge inilah yang menjadi lanscape kota Bordeaux, apalagi tepat disebrangnya terdapat Miroir d’Eau yang memberi efek banyangan photo seakan-akan bangunan ini berada diatas awan.

Miroir d’Eau
Perutku mulai lapar, sarapan pagi di tempat bang Hengky tadi, ternyata sudah habis diolah cacing-cacing dalam perutku… Tadi, saat TRAM melintas di Porte de Bourgogne aku sempat melihat beberapa toko yang buka, kuputuskan untuk kembali menyusuri jalan menuju ke Porte De Bourgogne,  sebelum sampai disana, beberapa shoot photo aku arahkan ke Porte Cailhali yang berada tak jauh dari Bordeaux Monumental. Setelah berbelanja dan menikmati  sepotong ayam panggang + 3 potong sandwich di salah satu toko muslim,  membuat perutku kembali tenang. Tak jauh dari toko itu berdiri megah Porte de Bourgogne yang bentuknya sepintas mirip Arc de Triomphe  di Paris.
Porte Cailhali
Dari jauh terlihat menara menjulang yang aku yakin pasti salah satu Cathedral atau L’Eglise, benar saja tak jauh dari Porte de Bourgogne terdapat L’eglise St. Michel. Uniknya gereja besar ini berada dikawasan muslim kota Bordeaux, bahkan disekitarnya berjejer toko-toko yang menjajakan berbagai makanan dan kebutuhan bagi orang-orang magreb (Maroko, Tunisia, Aljazair, Mesir, dll)
L’eglise St. Michel
Sambil menyusuri Place du Duburg, aku kembali lagi di depan Porte de Bourgogne, dan menyebrangi Place Bir Hakeim, untuk melihat salah satu jembatan legendaris yang dibuat pada saat Napoleon berkuasa, Pont (Jembatan) de Pierre yang membelah Sungai La Garonne (sungai nomor tiga terbesar di Perancis). Pemandangan sepanjang pinggir sungai ini cukup menarik, penuh dengan orang-orang yang berlalu-lalang menghabiskan waktu, baik dengan keluarga maupun dengan kerabat. Akhirnya aku berhenti di depan Esplanade de Quinconces, yang didepannya berdiri dua menara megah.
Pont de Pierre di Siang Hari 
Pont de Pierre di Malam Hari
 
Esplanade de Quinconces
Jam sudah menujukkan pukul 18.00, akhirnya kuputuskan untuk menunggu Jojo di depan Place  du Bourge, sambil menunggu beberapa gambar kuabadikan di depan komplek gedung megah ini. Tak Lama Jojo datang bersama Susy dan Firman (Licence di Université Bordeaux 3). Firman yang sudah setahun lebih tinggal di Bordeaux menjadi Guide kami, apalagi ia tinggal dirumah M.Michel (seorang Guide Perancis)
Suasana pinggir Sunga La Garonne
Rute yang tadi aku sudah lalui, kembali kami lewati lagi, tapi kali ini tujuannya untuk melihat Musée d’Aquitaine, dilanjutkan menyusuri jalan komersial terpanjang di Perancis Rue Ste. Catherine.

Grosse Cloche

Rue Ste. Catherine sangat terkenal, karena sepanjang 2 km jalan ini menjadi pusat perbelanjaan di Bordeaux. Disalah satu ujungnya Place de la Victoire, berdiri megah Porte d’aquitaine, dan tak jauh dari situ juga nampak kampus Université Bordeaux II.
"Narsis" depan kampus orang
Berjalan ke arah ujung yang berlawanan dari Rue Ste. Catherine tak membosankan, karena sepanjang jalan penuh beraneka ragam toko-toko, mulai dari Galeries la Fayette, H & M, Zara, Levis, Gucci hingga boutique-boutique pakaian khas arab. Akhirnya kami sampai diujung Rue Ste. Catherine di depan Grand Theatre disini kami akhiri perjalanan malam ini, kuku kakiku kaku-kaku waktunya istirahat.
Susy, Firman dan Jojo di depan Grand Theatre
Malam ini aku menginap di tempat Firman, yang tinggal di Famille d’accueil, jadi agak luas kamarnya. Saat tiba di rumah kediaman M. Michel (tempatnya Firman) nuansa Asia terasa sekali, karena ternyata sebelum pensiun Michel adalah seorang Guide orang-orang Perancis yang traveling ke Asia, khususnya Asia Tengah, Birma, Thailand, Laos, dll. Menurut Firman, Michel sendiri sudah berulang kali ke Indonesia…..pantas dirumahnya banyak sekali pernak-pernik asia.
 
Suasana "Rumah"-nya Firman
Dengan meminjam komputer Firman, aku  segera mengkonfirmasi Stiti, covoiturage-ku kembali ke La Rochelle, syukur aku mendapatkan kepastian kalau besok ia akan menemuiku jam 12.10 di dekat Arrêt Tram ‘’Laurier’’. Tenang…. apalagi makan malam kali ini menikmati ayam gule, buatan Susy… Mak nyusss.
Rue Ste. Catherine
Depan Hotel de Bordeaux
Pagi menjelang siang, Firman dan Susy mengantarku ke Arrêt Tram ‘’Laurier’’, Kami berhenti di Centre ville untuk sekedar melihat suasana Cathédrale St. Andre, Rue Ste. Catherine dan Monument aux Girondins.

Perjalanan kembali ke La Rochelle, bersama Stiti (seorang mahasiswa doctoral jurusan biomolécule di Université Toulouse) dan 3 orang penumpang lainnya, di mobil Opel Corsa kecil sekali  rasanya. Jam 14.00 kami diturunkan di Commercial Baulieu, dipingiran  kota La Rochelle, namun akses kekota cukup dengan menumpang bus yang berhenti tepat depan Super U Magasin.

Bus berhenti di Place du Verdun. Masih ada sekitar 2 jam sebelum kepulanganku ke Angers, kusempatkan untuk kembali mengelilingi kota tua La Rochelle sekaligus mencari souvenir kecil sebagai kenang-kenangan. Jam 16.10 Aku bertemu dengan M. Martine yang akan membawaku kembali ke Angers.

 

Merci Mes amis a Bordeaux

 

 

Kota Barat Perancis Part I - La Rochelle "Kecil nan Manawan"





Université De La Rochelle
Tak sia-sia keikut-sertaanku pada Pemilihan Ketua PPI Perancis beberapa waktu yang lalu, kalau dulu kemana-mana aku selalu menggunakan couchsurfing sebagai sarana untuk mencari akomodasi Gratis, sekarang dengan jaringan PPI aku lebih mudah menemukan tempat berlindung dari cuaca di malam hari.
Pemandangan Esplanade d'Arc dari depan Mediathèque
Kali ini perjalanan kuarahkan menuju kota-kota di barat Perancis, La Rochelle dan Bordeaux, dua kota yang cukup familiar ditelinga orang Indonesia. Ya kedua kota ini memang menjadi ikon bagi orang-orang yang belajar Perhotelan, La Rochelle dikenal luas sebagai salah satu Universitas ternama untuk bidang Perhotelan & Tourism, sedang Bordeaux…. hmmm identik dengan Vin Rouge (Anggur Merah) yang top markotoppp sedunia.

Hari  ini (Sabtu, 22 Desember 2012) aku akan pergi ke La Rochelle  yang jaraknya 153,41 Km dari Angers. Jam 12.30 dengan Eddy D, sang covoiturage pemilik kendaraan Audi A3 yang cukup nyaman dengan cukup membayar 11€ (lebih murah 75% dibanding naik TGV: Kereta Cepat Perancis). Tak lama setelah menunggu depan Pintu Jardin du Plante – Angers, Eddy muncul dengan kendaraannya. Perjalanan selama ± 2.5 jam melalui jalan-jalan tol yang lurus dan panjang dengan kondisi jalan yang sangat baik, membuat perjalanan ini sangat nyaman, tapi juga membosankan, karena dikiri-kanan hanya terlihat hamparan hijau tanah-tanah pertanian yang baru ditanami gandum.


La Gare La Rochelle
 
Tour de la Chaine dan Tour St Nicolas
Jam 15.00, kami tiba di la Gare (Stasiun Kereta) - La Rochelle, Gedung besar dengan arsitek yang unik membuatnya terlihat megah, Bang Henky (Candidate Doctorat Géographie-Université La Rochelle yang juga Ketua PPI La Rochelle) sudah menungguku di sana. Kami berdua langsung menuju pusat kota La  Rochelle dengan berjalan kaki yang jaraknya tak jauh dari La Gare. Dari jauh sudah nampak Landscape kota La Rochelle Tour de la Chaine dan Tour St Nicolas. Dua menara yang dahulu berfungsi sebagai tempat mengawasi keluar masuknya kapal ke dalam pelabuhan. Tak lama berselang Bang Raymon (Candidate Doctorat Technique - Université La Rochelle berasal dari Univ Negeri Padang)  juga bergabung dengan kami, sambil menyusuri pinggiran Vieux Port dimana berjejer café-café dan restaurant yang menawarkan berbagai makanan dan minuman khas, plus pemandangan yang menarik menghadap ke dermaga. Dari Place Barentin, sambil melihat anak-anak bermain ice skating di papan es imitasi, kami bisa melihat Grosse Horloge, Pintu gerbang yang megah menuju kota tua, seperti ciri khas kota-kota tua  di Perancis lainnya, jalan-jalan dibuat dari batu-batu yang tersusun rapih dengan bangunan-bangunan yang berarsitektur renaissance yang terbuat dari batu kapur dengan warna cream alami, dilengkapi dengan pernak-pernik lampu-lampu natal.
Pintu gerbang Grosse Horloge
Rue de Palais dan Rue Chaudier menjadi jalan utama di kota tua ini, dikiri kanannya penuh dengan toko-toko souvenir, pakaian, parfum hingga makanan khas kota La Rochelle. Cathédrale besar yang berada di depan Place  de  Verdun, nampak gagah, walaupun di depannya masih direnovasi.
Cathédrale

 
Kami berbelok ke arah Rue Gargoulleau, untuk melihat pasar tradisonal yang sudah ada sejak abad XIX, di Place du Marché, disini berjejer rapih para pedagang sayur-mayur, buah-buahan, keju, ikan dan daging, lengkap pokoke… tepat didepannya kita juga bisa melihat bagunan tua yang menggunakan kayu sebagai penganti besi. Berjalan lurus melalui jalan Rue Des Merciers hingga berada di depan Hôtel de Ville, disini terlihat Mairie de la Rochelle yang nampak unik, walau ukurannya lebih kecil dibanding dengan Mairie di kota-kota lainnya. Tak lama bergabung Imam (Candidate Doctorat Technique - Université La Rochelle berasal dari Univ Indonesia) bersama kami.
 
Binatang koleksi Parc de Animalier
Puas menyusuri kota tua, kami kemudian menuju Parc de Animalier, saat di perjalanan sempat bertegur-sapa dengan Maya (M2 Planologi dari Univ Dipenogoro Semarang), yang sedang menemani temannya membeli sepeda di toko second hand. Kebun binatang (Parc de Animalier) kecil yang terbuka untuk umum ini sangat cantik, apalagi di musim semi dan musim panas pasti penuh dengan bunga-bunga. Koleksi binatangnya tak terlalu banyak, mulai dari bebagai jenis ayam, burung, hingga keledai. namun cukup menarik untuk bersantai bersama keluarga.

Pantai… ya pantai menjadi ikon utama pariwisata di La Rochelle, karena setiap musim panas akan datang beribu-ribu orang perancis, menghabiskan liburan musim panasnya di pantai barat Perancis ini. Salah satunya adalah Plage (Pantai) de la Concurrence dari pantai ini juga terlihat jelas Tour de Lanterne. Kami berempat melanjutkan perjalanan menyusuri Esplanade St. Jean d’Arc hingga ke Cours des Dames untuk menyaksikan Marché de Noel (pasar malam menyambut natal).
Tour de Lanterne.
Tour de Lanterne dimalam hari
Perut sudah terasa lapar, setelah berjalan cukup jauh menyusuri kota tua, pilihan menu yang paling disukai, KEBAB ya…hanya ini makanan yang dijamin halal bagi kami, mahasiswa yang muslim. Ada beberapa toko kebab yang katanya enak di kota ini. Tapi Imam merekomendasikan kebab Tunisia yang berada di Rue Léonce Vieljeuex, sebagai pilihan. Perut sudah kenyang.. perjalanan dilanjutkan kembali, sambil menikmati sinar lampu-lampu kota di pinggiran Vieux Port, kami bertemu dengan beberapa teman Indonesia lainnya, temasuk teman-teman FSRD dari ITB yang sedang mengadakan exposition di La Rochelle.
Berpose depan "Vieux Port"
Malam semakin larut dan udara semakin dingin, ngobrol-ngobrol dilanjukan dalam salah satu cafe di tempat yang sama. Crêpe dan Chocó hangat menjadi menu berikutnya… turut bergabung kali ini Bang Bois (Doctorat Technique - Université La Rochelle berasal dari Univ Syahkuala Banda Aceh, Status resminya February 2013). Obrolan + Candaan yang tak habis-habisnya membuat waktu terasa cepat, pukul 22.00 kami memutuskan untuk pulang, obrolan masih di lanjutkan selama perjalanan pulang ke appartement masing-masing, yang kebetulan searah di sekitar kampus Université La Rochelle.
Suasana pantai dan hotel-hotel pingir pantai "Les Minis"
Malam ini aku akan menginap di Appartement Bang Henky di dekat Plage des Minis, daerah yang terkenal di La Rochelle, dengan pantai dan juga Marina terutama bagi mereka yang memiliki yacht-yacht mewah. Jam 09.00 pagi aku baru terbangun, lelah berjalan semalaman, tergantikan dengan tidur pulas di appartement  bang Henky ini. Dari balik kaca jendela terlihat kolam renang yang ditutupi terpal hijau, dan nampak juga pantai di belakang bagunanan ini. Selesai mandi, aku menyempatkan diri untuk berkeliling pantai Les Minis, Melihat bangunan-bangunan appartement di sekelilingnya, aku jadi teringat Hotel Marbella di yang terletak di bibir pantai Anyer, hanya bedanya disini tidak ada pohon kelapa dan Pasir putih yang membentang sepanjang pantai. namun soal kebersihan jangan ditanya… bersih sekali. 
Port de Plaisance ''Les Minis''
Jam 11.00 aku sudah berada di depan Port de Minis, untuk menunggu Mme Laura, yang akan menjadi tumpanganku (baca ; Covoiturage) ke Bordeaux. Mobil Peugeot Merah berhenti tepat didepan aku dan bang Hengky berdiri, keluar perempuang separuh baya, berambut pirang…. Désolée il n’y a pas place pour vous !!!!! (sambil menunjukkan kursi belakang yang penuh dengan barang-barang) Haaaaaaa… kaget aku dia bebicara seperti itu, karena dari tadi pagi ia sudah menelponku tentang tempat untuk menjemputku. Waduhhhhhh berantakan dech.. rencana untuk mengelilingi Bordeaux siang ini. Malas aku berdebat, kami tinggalkan dia… dengan meminjam computer bang Hengky searching covoiturage berikutnya aku lakukan, Alhamdulillah masih ada,  Sebastian  yang akan berangkat ke Bordeaux jam 14.00 mengkonfirmasi kesediannya untuk menjadi Covoiturage-ku. Inilah hikmahnya… ternyata mobil Sebastian lebih Bagus BMW seri terakhir!!!, dan ia cukup lancar berbahasa Inggris, plus dimobilnya yang mewah ini hanya aku yang menjadi penumpangnya….Allah maha baik ya..

Merci Mes amis à La Rochelle

Minggu, 16 Desember 2012

Perjalanan ke Paris (Pemilihan Ketua.. Persatuan Pelajar Indonesia - PPI Perancis)..... part 1

Menara Eiffel dimalam hari
Setelah dengan penuh pertimbangan akhirnya kuputuskan untuk pergi juga ke Paris, apalagi setelah Faddy Ardiyan, sekretaris panitia Pemilihan Ketua PPI Perancis, mengirimkan email lagi meyakinkan kalau tiket TGV yang dibeli akan diganti oleh panitia, plus akan disediakan hotel, bagi 15 orang pemesan pertama (sudah kaya iklan KPR aja…he..he..)
Gare D'Angers Saint Laud
Malam setelah pulang dari Saumur, aku langsung mengirimkan e-ticket TGV-ku ke panitia. Dengan harapan akan segera dikonfirmasi dan mendapat prioritas pengantian nantinya. Sesuai dengan Undangan Pemilihan Ketua Persatuan Pelajar Indonesia - PPI Perancis, aku memilih untuk berangkat hari Jum’at pagi (30/11/12) dengan TGV pukul 09.39 yang langsung menuju Paris Montparnasse,  dengan pertimbangan agar tiba di KBRI agak pagian, sehingga masih bisa menikmati berbagai jenis makanan Indonesia  di kantin KBRI dilajutkan dengan sholat Jum’at.
Selama 2 malam kepergianku ke Paris, akan ada Ifan (Anak D4 STP Sahid yang baru pulang Training di Aigeus-Mortes dekat Nimes di selatan Perancis) yang sudah menginap beberapa malam disini, sebelum kepulangannya ke Indonesia tanggal 6 Desember.
Suasana D'Angers Gare Saint Laud
Selesai mandi, sarapan sebungkus Mie Goreng made in Thailand + segelas Cà Phe Hoà Tan (Kopi 3in1) made in Vietnam, aku langsung berangkat menuju La Gare St. Laud Angers…. Hgrrrrrrrrr walau sudah jam 8.30 pagi, udara masih dingin sekali (mungkin -1°C). Suasana di La gare sudah cukup ramai apalagi ini hari Jum’at week-end, buat mahasiswa yang tidak ada kuliah pastinya sudah sibuk pulang kampong atau rumah masing-masing.
Horeeee....Keretaku tiba!!!
Sambil menunggu kereta datang sekaligus menghalau rasa dingin, aku berkeliling-keliling la gare. Tak lama TGV  dengan no 8818, tiba lima menit sebelum keberangkatan. Voiture (gerbong)ku berada di no 7, berarti cukup jauh ke depan (baca: biasanya 1 TGV sampai 24 gerbong). Yupp… TGV ini ternyata sudah berisi penumpang yang berasal dari Nantes, sebagai kota awal keberangkatan. Tempat duduk no 065 yang aku duduki menghadap kedepan, agar tidak pusing selama 2.5 jam perjalanan Angers-Paris.
Sinar Matahari tak berdaya melawan dinginnya udara musim dingin
Headphone yang selalu menemaniku kupasangkan ditelinga untuk menghibur sekaligus menggurangi rasa sakit dikuping akibat cepatnya TGV (baca: TGV-Train a Grande Vitesse salah satu kereta tercepat di dunia, kecepatannya bisa mencapai 574.8km/jam). Selama perjalanan kulihat kiri kanan yang biasanya berwarna hijau, berubah menjadi warna putih dengan salju tipis. Matahari bersinar terang, namun kehangatannya dikalahkan oleh dinginnya udara musim dingin. Setelah beberapa lama TGV berjalan, suasana gerbong sudah mulai hangat, bahkan aku merasa kegerahan, dengan jaket yang menutupi baju 3 lapisku. Bosan dengan pemandangan yang semuanya nampak putih, kugantikan dengan memeramkan mata … setelah sempat transit di Le Mans, TGV berjalan cepat menuju Paris.
 
Suasana La Gare Montparnasse
Tepat jam 11.19 tiba La Gare Paris Montparnasse..aku berlari kecil menuju Accueil de Information untuk mendapatkan  Peta Rute Metro/Bus kota Paris, walaupun aku sudah beberapa kali ke Paris, namun rasanya akan lebih aman dengan memegang peta, maklum selain bahasa Perancisku masih blepotan, orang Paris juga agak sombong kalau ditanya, stereotypenya penduduk kota metropolitan. Segera menuju stasiun metro yang berada dibawah Montparnasse, dengan M6 aku berhenti di stasiun Trocadéro (yang kalau naik keatas sudah berada tepat depan menara Eiffel) untuk berganti M9 arah ke Pont de Sèvres, agar langsung bisa berhenti di station La Muette yang tak jauh dari KBRI.
 
Suasana La Gare Montpartnasse
Keluar dari stasiun metro aku langsung menuju Rue Contambert, tak sulit mencarinya karena aku sudah beberapa kali berkunjung ke KBRI. Dari jauh sudah terlihat bangunan berarsitek  renaissance yang didepannya berkibar dua bendera, Merah-Putih dan Bendera ASEAN, ya gedung yang berada pojok Rue Contambert bernomor 47-49 itu adalah Ambassade d’Indonésie - Kedutaan Besar Republik Indonesia.

Suasana Station Metro La Muette
Saat memasuki KBRI aku bertemu dengan pak Aan dan pak Eko, dua orang pejabat dari Kementrien Perikanan dan Kelautan yang baru saja selesai mengikuti sidang di OCDE. Bersama mereka, aku menikmati sajian menu Indonesia di Kantin KBRI, tak lama mulai banyak teman-teman PPI lainnya yang berdatangan untuk sama-sama mengikuti sholat Jum’at, termasuk kang Ade (Dosen UNPAD- candidat Ph.D di Univ Paris 4) yang baru tiba dari Indonesia.
Di depan KBRI
Selesai sholat jum’at, aku masih sempat bertemu dengan teman-teman perwakilan PPI daerah lainnya yang juga baru datang, termasuk juga mendapat wejangan khusus dari Atase Pendidikan Kebudayaan (Prof. Ahklus).

Karena belum kelihatan panitia yang bisa memberikan info tentang kepastian tempat  bermalam, kuhubungi Sukma (Mahasiwa DDIP dari UNUD tempatku bermalam di Paris beberapa waktu lalu). Syukur dia mempersilakanku untuk bermalam ditempatnya. Sambil mengisi waktu senggang, aku putuskan pergi  ke daerah Art et Métier, untuk sekedar membeli souvenir-souvenir Paris yang murah-meriah. Saat berada dalam perjalanan Rahmad (Ketua PPI Paris) menelpon, mengabarkan kalau malam ini aku sudah disediakan kamar di Hotel Ibis Budget (d/h Etaps Hôtel) di daerah Porte d’Orléans, berarti aku tidak perlu ke Stalingrad, tempat tinggalnya Sukma.



Suasana Ville d'Italie
Masih berkeliling di daerah Art et Métiers, dan menyusuri Ville d’Italie  menikmati suasana perkampungan orang Italia dengan berbagai macam toko, mulai toko buah, sayur, ikan, boulangerie, pâtisserie, pizzéria,  dan lain-lain. Hingga bertemu Les Halles. Cukup penat dan rasa dingin yang mengigit kuputuskan untuk segera menuju hotel, dengan M4 arah Porte d’Orléans sesuai dengan arahan Rahmad.
Les Halles
Sulit juga untuk menemukan hotel Ibis Budget ini, karena ternyata letaknya berada di sebrang jalan Tol, yang berdekatan dengan hotel Ibis Style dan Hotel Novotel. Hmm.. walaupun kecil dan minimalis, apalagi terdapat 3 kasur  lengkap dengan duvet dan TV cukup nyaman juga tinggal hotel ini,
 
 
Kamar 301 Hotel Ibis Budget Porte D'Orleans
Dari kamar ini juga bisa kulihat kemacetan di jalanan Paris menjelang Week-End ini, Tak lama Ari Sentani (Salah satu bakal calon Ketua PPI-Perancis yang juga mahasiswa  M2 Université Saint Nazaire – Nantes) menelponku, menanyakan lokasi hotel tesebut, ia akan menjadi rekan sekamarku selama menginap di hotel ini. Hanya berselang 15 menit, Ari dan Pak Abdu (Candidat Ph.D di Universitas yang sama dengan Ari) sudah muncul didepan pintu kamar 301 ini. Setelah berkenalan ternyata asik juga  anaknya dan cukup luas wawasannya, Dia sudah aktif di PPI Perancis  sejak tahun pertama ia kuliah di Perancis ini. Begitu juga dengan pak Abdu yang baru datang 1 bulan yang lalu ke Perancis. Ari dan pak Abdu ternyata berasal dari universitas yang sama yakni UNISULA Semarang  dengan fakultas yang sama pula TEHNIK. Selesai sholat Magrib, kami kembali ke KBRI, karena menurut info akan ada pertemuan persiapan menjelang Pemilihan PPI Perancis besok pagi….
Kemacetan juga ada di Paris
Setibanya di KBRI kami dipersilakan untuk segera bergabung dengan teman-teman lain yang telah berdiskusi hangat di ruang rapat KBRI, agenda malam ini ada memantapkan kembali aturan dan tata acara esok pagi. Banyak kenalan baru yang aku temui disini, mulai dari teman-teman PPI Paris sendiri maupun perwakilan dari daerah-daerah lainnya (PPI La Rochelle, PPI Bordeaux, PPI Loraine, dll).
Tetap.....eKsis (or "Narsis")
Jam 21.30 waktunya kami kembali ke hotel, kami bertiga (aku, ari, abdu) memutuskan berjalan untuk naik metro dari Trocadero sekalian melihat nuansa Tour Eiffel dimalam hari, ditengah perjalanan kami bertemu dengan Iyan Xavier yang ternyata “juru keker” (baca: Photographer) PPI Paris, jadilah kami “model amatir”. Lumayan kapan lagi diphoto dari tukang photo asli… he..he…
Gaya rek...!!